Rabu, 26 November 2008

MAKALAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat kompleks dalam kaitanya dengan bagaimana menjadikan suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi lebih efektif, efisien dan juga menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dalam artian menyenangkan. Proses ini melibatkan berbagai unsur yang termasuk dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan unsur lain yang menunjang terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi atau sering terjadi selama ini adalah bahwa pembelajaran diartikan oleh sebagian besar unsur belajar selama ini, baik itu guru maupun siswa adalah pembelajaran konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasi verbalistik, sentralisasi guru, pembelajaran yang otoriter dalam artin gurulah yang berhak menentukan apa yang akan dipelajari oleh siswa dan faham-fham yang tidak memberikan ruang kreatifitas baik bagi siswa maupun guru dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Hal ini menjadi suatu dasar yang membuat suatu jurang pemisah antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Sikap, paham, atau kebiasaan yang terjadi seperti disebutkan di atas menjadikan suasana belajar yang menyenanngkan dan bisa menciptakan motivasi belajar yang lebih bagi siswa seakan-akan terpasung oleh beberapa contoh hal diatas. Menyikapi hal I atas, penulis makalah dalam hal ini, mencoba untuk mengangkat beberapa model pembelajaran yang bisa dijadikan rujukan oleh guru atau calon guru dalam menerapkan model dan strategi pembelajaran yang bersifat inovatif dan berorientasi pada prinsip-prinsip konstruktifis yang saat ini sangat dianjurkan bagi setiap guru dan calon guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Khususnya bagi mata pelajaran Bahasa dan Sastra bagi siswa Kelas Lanjut, pembelajaran inovatif dengan model-modelnya yang sangat variatif dilengkapi dengan sintaks atau langkah-langkah yang sangat membantu para guru atau calon guru untuk mempelajari dan melaksanakan pembelajaran di kelas. Dianataranya adalah; model pembelajaran lansung, kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, inkuiri, atau belajar melalui penemuan, dan masih banyak model pembelajaran inovatif lainnya yang bisa menjadi pilihan bagi guru atau calon guru Sokalah Dasar khususnya guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bagi siswa kelasa lanjut. Dalam makalah ini penulis mengangkat 5 (lima) contoh model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan oleh guru atau calon guru Sokalah Dasar khususnya guru matap elajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bagi siswa kelasa lanjut. Demikianlah maakalah ini dibuat dengan harapan dapat menjadi salah satu referensi bagi setiap pembaca dlam mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang inovatif.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa hakekat dari proses pembelajaran?

2. Apa Pengertian pembelajaran inovatif?

3. Apa tujuan dan manfaat dari pembelajaran inovatif bagi siswa dan guru?

4. Bagaimanakah contoh-contoh model pembelajaran inovatif dan langkah-langkah penerpannya di SD kelas lanjut khususnya pada matapelajaran Bahasa dan Sastra?

5. Bagaimanakah contoh-contoh model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan Kompetensi Dasar yang ada di kurikulum Sekolah Dasar, khususnya SD kelas lanjut.

C. Tujuan

Beberapa hal yang menjadi tujuan dari penulis dalam menyusun makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis:

· Menjadikan model pembelajaran inovatif sebagai rujukan pertama dalam mengembangkan model pembelajaran.

· Meningkatkan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan model pembelajaran inovatif dalam meningkatkan ketrampilan mengajr sebagi calon guru yang professional.

· Meningkatkan keterampilan menulis.

2. Bagi Pembaca

· Memberikan informasi penting tentang hakikat pembelajaran

· Menuangkan pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran inovatif, manfaat, contoh-contoh dan penerapannya, serta kesesuaiannya dengan Kom[etensi Dasar yang ada di dalam kurikulum Sekolah Dasar.

D. Manfaat

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tulian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi penulis diharapkan pada akhirnya dapat menjadi guru yang professional dengan kemampuan mengajar yang selalu inovatif dengan selalu mengacu pada prinsip-prinsip pengembangan model pembelajaran yang inovatif dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi tercapainya tujuan pembelajaran.
  2. Bagi pembaca, penulis mengharapkan pada akhirnya bisa menerapkan model-model pembelajaran inovatif dengan baik dan benar sesuai dengan motifasi yang positif.

BAB II

ISI

A. Hakikat Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dngan sumber belajarpada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetehuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pmbentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran dadalah proses untuk membantupeserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Dalam proses pembelajaran terdapat dua komponen yang terlibat yaitu belajar dan mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada seseorang. Perubahan tersebut dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap an tingkah laku, ketermpilan, kecakapan dan kemampuan serta perubahan aspek lain yang terjadi pada individu yang sedang belajar (sujana, 1988). Dari penjelasan di atas dapat kita simpilkan bahwa belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku dari pembelajarbaik aktul maupun potensial. Perubahan tersebut tidak hany perubahn yang nampak saat selesainya suatu proses pembelajaran tapi juga potensi yang akan muncul setelah waktu yang lama yang merupakan hasil jangka panjang dari suatu proses pembelajaran.

Khususnya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra di SD kelas lanjut, guru bSD berkewajiban membawa vsiswanya ke dalam dunia kreatifitas dengan menciptakan pembelajaran dengan variasi-variasi model pembelajaran yang menyenangkan dalam menuangkan ilmu kepada siswa, dalam hal ini, tenutnya dengan mengguakan pendekatan model pembelajaran inovatif yang tepatdan sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai dalam kurikulum.

B. Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan terhadap proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori pebelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti teori belajar konstruktifis dan teori lainnya.

Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Sudah barang tentu perbedaan ini mengarah pada proses dan hasil yang lebih baik ari sebelumya. Proses pembelajaran yang selama inidilaksanakan cenderung mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat abstrak. Pebelajaran yang semacam ini akan membuat anak kurang tertarik dan termotivasi dalam mengiuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil pembelajran serta ketidak bermaknaan pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang dipelajari siswa seolah-olah terpsah dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa.

Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang, disussun, dan dikondisiskan untuk siswa gagar belajar. Dalam pembelajaran yang brpusat pada siswa, pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah seliruh prancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru da siswa menjdi hubungan yang salingbelajar dan saling menbangun. Otonomi siswa dan subyek pendidikan menjadi titk acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran. Dengan mengacu pada pembelajaran aktif dan inovatif.

Dalam pembahasan dalam model-model pembelajaran inovatif yang diangkat oleh penulis dalam makalah ini adalah, diantaranya: model pembelajaran Langsung, pembelajaran Diskusi kelas, model-model pembelajaran Kooperatif, dan babarapa contoh model dan langkah-langkah pembelajaran Inovatif.

C. Model-model Pembelajaran Inovatif

a. Model pembelajaran langsung

Ø Ruang lingkup pengajaran langsung

1. Istilah dan pengertian

Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajaryang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, 1997). Istilah lain model oengajaran langsung dalam Arends (2001, 264) antara lain training model, active teaching model, mastery teaching, explicit instruction.

Cirri-ciri model pengajaran langsung (dalam kardi & Nur, 2000: 3) adalah sebagai berikut:

1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar.

2. Sintaks atau poa keseluruhandan luar kegiatan pembelajaran; dan

3. System pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

2. Tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa

Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua macam pengetahuaan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan procedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melkukan sesuat. Suatu ontoh pengetahuan deklaratif yaitu: tekananadalah asil bagi antara gaya dan luas bidang benda yang dikenai gaya (p=F/A). pengetahuan prosedural yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif di atas adalah bgaimana memperoeh rumus / persamaan tekanan tersebut.

Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang studi fisika , kimia, matematika merupakaan contoh pengetahuan deklaratif sederhana atau informasi factual. Pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya memerlukan penggunaan pengetahuan dengan cara tertentu, misalnya membandingkan dua rancangan penelitian, menilai hasil karya seni dan lain-lain. Seringkali penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan penguasaan pengetahuan prasyarat yang berupa pengetahuan deklaratif. Para guru selalu menghendaki agar siswa-siswa memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya mereka dapat melakukan suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.

3. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.

Pengajaran langsung, menurut Kardi (1997: 3) dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siwa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan.

Model pembelajaran ini cocok diterapkan pada aspek Berbicara, kelas VI semester 2

Standar Kompetensi : mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berpidato, melaporkan isi buku dan baca puisi.

Kompetensi Dasar : membacakan Puisi karya sendiri dengan ekspresi yang tepat

Sintaks Model pengajaran langsung tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti pada tabel berikut:

Fase

Peran Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Guru menjelaskan TPK, informasi latar blakang pelajaran, pentingnya peljaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.

Fase 2

Mendemonstrasi pengetahuan dan ketrampilan

Guru mendemonstrasikan ketrampilan dengan benar, atau menyajikan informasi ahap demi tahap.

Fase 3

Membimbing pelatihan

Guru merencanakan dan memberikan pelatihan awal.

Fase 4

Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dendan baik, member umpan balik.

Fase 5

Memberikan kesempatan untk pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleksdan kehidupan sehari-hari.

b. Model pembelajaran Diskusi Kelas

a) Pengertian

Diskusi merupakan komunikasi sesorang berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat. Kamus bahasa mendefinisikan diskusi hamper identik dengan diskursus yaitu melibatkan saling tukar pendapat secara lisan, teratur, danuntuk mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan tertentu (Arends, 1997).

Berdasarkan beberapa pengertian para ahli yang pernah ada, pemanfaat diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami apa yang ada di dalam pikiran siswa dan bagaimana memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antara siswa maupun komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka. Contoh model pembelajaran diskusi kelas adalah:

· Berpikir – Berpasangan – Berbagi (Think-Pair-Share).

Langkah-langkah penyelenggaraan model diskusi Think-Pair-Share

Tahap

Kegiatan Guru

Tahap 1 menyampaikan tujuan dan mengatur siswa

Tahap 2 mengarahkan diskusi

Tahap 3 menyelenggarakan diskusi

Tahap 4 mengakhiri diskusi

Tahap 5 melakukan Tanya jawab singkat tentang proses diskusi

1) Menyampaikan pendahuluan, (a) motivasi, (b) menyampaikan tujuan dasar diskusi, (c) aersepsi;

2) Menjelaskan tujuan diskusi

1) mengajukan pertanyaan awal/permasalahan;

2) modeling

(1) membimbing/mengarahkan siswa dalam mengerjakanLKS secara mandiri (think)

(2) membimbing/mengarahkan siswa dalam berpasangan (pair);

(3) membimbing/mengarahkan siswa dalam berbagi (share)

(4) menerapkan waktu tunggu;

(5) membimbing kegiatan siswa,

menutup diskusi.

Membantu siswa membuat rangkuman diskusi dengan Tanya-jawab singkat

Sumber: Tjokrodihardjo, (2003)

Model pembelajaran ini cocok diterapkan pada aspek berbicara, kelas IV semester I

Standar Kompetensi : mendeskripsikan secara lisan tempat sesuai denah dan petunjuk penggunaan suatu alat

Kompetensi Dasar : Menjelaskan petunjuk penggunaan suatu alat dengan bahasa yang baik dan benar

.

c. Pembelajaran Kooperatif

Pakar-pakar yang memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan model pembelajaran kooperatif adalah John Dewey dan Herbert Thelan. Menurut Dewey kelas seharusnya merupakan cerminan masyarakat yang lebih besar. Thelan telah mengembangkan prosedur yang tepat untuk membantu para siswa bekerja secara berkelompok. Tokoh lain adalah ahli sosiologi Gordon Alport yang mengingatkan kerja sama dan bekerja dalam kelompok akan memberikan hasil lebih baik. Shlomo Sharan mengilhami peminat model pembelajaran kooperatif untuk membuat setting kelas dan proses pengajaran yang memenuhi tiga kondisi yaitu (a) adanya kontak langsung, (b) sama-sama berperan serta dalam kerja kelompok dan (c) adanya persetujuan antar anggota dalam kelompok tentang setting kooperatif tersebut.

Hal yang penting dala model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat belajar dengan cara bekerja sama dengan teman. Bahwa teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah. Dan setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi.

Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif seperti tipe STAD (Student Teams Achievement Division), tipe jigsaw dan investigasi kelompok dan pendekatan struktural. Keempat tipe tersebut mempunyai perbandingan seperti pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif

Aspek

Tipe STAD

Tipe Jigsaw

Investigasi Kelompok

Pendekatan Struktural

Tujuan kognitif

Informasi akademik sederhana

Informasi akademik sederhana

Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri

Informasi akademik sederhana

Tujuan sosial

Kerja kelompok dan kerja sama

Kerja kelompok dan kerja sama

Kerjasama dalam kelompok kompleks

Keterampilan kelompok an keterampilan sosial

Struktur tim

Kelompok heterogen dengan 4-5 orang anggota

Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang anggota menggunakan pola kelompok ”asal” dan kelompok ”ahli”

Kelompok belajar dengan 5-6 anggota heterogen

Bervariasi, berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 anngota.

Pemilihan topik pelajaran

Biasanya guru

Biasanya guru

Biasanya siswa

Biasanya guru

Tugas Utama

Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya

Siswa mempelajari materi dalam kelompok” ahli” kemudian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi itu

Siswa menyelesaikan inkuiri kompleks

Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sosial dan kognitif

Penilaian

Tes mingguan

Bervariasi dapat berupa tes mingguan

Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes essay

Bervariasi

Pengakuan

Lembar pengetahuan dan publikasi lain

Publikasi lain

Lembar pengetahuan dan publikasi lain

Bervariasi

Model pembelajaran kooperatif mempunyai sintaks tertentu yang merupakan ciri khususnya. Tabel 3 berikut ini adalah sintaks model pembelajaran kooperatif dan tingkah laku guru pada setiap sintaks.

Model pembelajaran ini cocok diterapkan pada aspek berbicara, kelas V semester I

Standar Kompetensi : mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara

Kompetensi Dasar : menceritakan hasil pengamatan atau kunjungan dengan bahasa runtut, baik dan benar.

d. Contoh-contoh model pembelajaran Inovatif dan langkah-langkah penerapannya.

Dibawah ini merupakan beberapa contoh model pembelajran Inovatif yang bisa dijadikan rujukan dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran di kelas dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya di kelas Lanjut:

1) Role Playing

Langkah-langkah :

  1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
  2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM
  3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
  4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
  5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
  6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
  7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
  8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
  9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
  10. Evaluasi
  11. Penutup

2) B. Group Investigation (Sharan, 1992)

Langkah-langkah :

  1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
  3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
  4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
  5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
  6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
  7. Evaluasi
  8. Penutup

3) Talking Stick

Langkah-langkah :

  1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
  2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
  3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
  4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
  5. Guru memberikan kesimpulan
  6. Evaluasi
  7. Penutup

4) Bertukar Pasangan

Langkah-langkah :

  1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya
  2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
  3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
  4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
  5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula

5) Snawball Throwing

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
  4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
  5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
  6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
  7. Evaluasi
  8. Penutup

6) Facilitator And Explaining

Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
  3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
  4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
  5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
  6. Penutup

7) G. Course Review Horay

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
  3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
  4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa
  5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
  6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
  7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
  8. Penutup

8) H. Demonstration

(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)

Langkah-langkah :

  1. Guru menyampaikan TPK
  2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan
  3. Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
  4. Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan
  5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa
  6. Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan
  7. Guru membuat kesimpulan

9) Explicit Intruction/Pengajaran Langsung(Rosenshina & Stevens, 1986)

Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangklah

Langkah-langkah :

  1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
  2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
  3. Membimbing pelatihan
  4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
  5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

10) J.Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)/Kooperatif Terpadu Membaca Dan Menulis(Steven & Slavin, 1995)

Langkah-langkah :

  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
  2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
  3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
  4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
  5. Guru membuat kesimpulan bersama
  6. Penutup

11) K. Inside-Outside-Circle/Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar (Spencer Kagan)

“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”

Langkah-langkah :

  1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
  2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
  3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
  4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
  5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya

12) L. Tebak Kata

Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.

Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan ditelinga.

Langkah-langkah :

  1. Jelaskan TPK atau materi ± 45 menit
  2. Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
  3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
  4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
  5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.

Dan seterusnya

CONTOH KARTU

Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas

Dimiliki oleh 1 orang

Struktur organisasinya tidak resmi

Bila untung dimiliki,diambil sendiri

NAH … SIAPA … AKU ?

JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN

13) M. Word Square

MEDIA : Buat kotak sesuai keperluan dan buat soal sesuai TPK

Langkah-langkah :

  1. Sampaikan materi sesuai TPK
  2. Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
  3. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
  4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak :

CONTOH SOAL

  1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara …….
  2. ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
  3. Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
  4. Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
  5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai …….
  6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing disebut …….
  7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
  8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut motif …….
  9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke bank untuk membayar sejumlah uang disebut …….

T

Y

E

N

I

O

K

N

R

A

U

A

N

K

U

O

A

B

A

R

T

E

R

M

N

A

N

I

R

R

S

I

S

D

G

I

I

T

G

N

A

O

N

L

S

A

I

A

K

L

A

A

I

S

R

L

S

A

C

E

K

B

O

S

I

R

I

N

G

G

I

T

Sumber : LPMP Jawa Barat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kita memahami akan hakekat dari suatu proses pembelajaran yang telah diuraikan dalam makalah ini, merupakan suatu paradikma baru yang sangat perlu bagi kita khususnya sebagai guru dan calon guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran Inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan suatu konsep pembelajaran yang sangat menekankan pada vpentingnya partisipasi aktif dari siswa dalam mempelajari suatu kompetensi yang hendak mereka kuasai, guru bertindak sebagai fasilitator yang juga berperan penting dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bisa mengangkat dan mengembangkan kreatifitas siswa. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan model pembelajaran inovatif adalah mengacu pada teori konstruktifisme yang dibangun dari anak dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungan belajarnya.

B. Saran

Setelah membaca dan memahami makalah yang penulis susun ini, penulis mengharapkan agar setiap pembaca juga mampu menerapkannya dalam pelaksanaan proses pembelajaran langsung di kelas, karena model pembelajaran inovatif merupakan model yang sangat dianjurkan oleh banyak kalangan karena dapat meningkatkan pola konstruktif berbagai aspek perkembangan anak, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor yang seimbang. Dengan berbagai kekurangan yang penulis miliki, penulis juga menghimbau kepada pembaca agar juga tetap berusaha mencari referensi lain baik dari makalah lain, buku, maupun dari internet tentang materi atau hal yang berkaitan dengan model pembelajaran yang baik bagi pembelajaran. Dengan rendah hati, penulis juga selalu mengharapkan kritik dan saran yang menunjang kesempurnaan makalah ini dari setiap pembaca, atas partisipasinya, penulis mengucapkan limpah terima kasih.